Sabtu, 27 Maret 2010

Terpaksa Beriman

Siang itu, arloji saya menunjuk angka 16.23, saya pulang cepat dari kantor, biasanya sih pulang malam. Seperti biasa, sisa waktu sore saya manfaatkan untuk tidur tiduran di rumah sambil nonton televisi. Mata mulai sayup. Untuk menambah semangat untuk tidur (he he he), saya pencet pencet remote televisi mencari siaran yang menarik dan mempercepat mata terpejam. Ahh...hampir semua tidak ada yang menarik sore ini. Kupaksakan mata untuk terlelap. Hampir saja terlela, tiba tiba terdengar suara nyaring dari depan rumah. Saya pastikan ini suara mobil INFOKOM yang mungkin mensosialisasikan hal yang penting kepada masyarakat. Saya mencoba mencermati isi pengumuman itu. Dengan jelas terdengar bahwa, "Dalam rangka lomba kebersihan, diminta kesediaan masyarakat untuk membersihkan pekarangan rumah, dan bla bla bla....banyak sekali himbauan, saya mengambil kesimpulan bahwa Dinas Kebersihan mengharapkan partisipasi masyarakat untuk ambil andil dalam perebutan Piala ADIPURA. Bagi saya pesan tadi sudah saya pahami, kembali saya mencoba menutup mata. Pukul 20.00 malam setelah makan malam, saya siap siap melanjutkan kebiasaan malam-malamku yaitu nongkrong di warung kopi atau dimana saja tempat bertemu dengan teman teman. Dalam perjalanan menuju warung kopi, saya terkagum kagum melihat perubahan kota ini. Tiba tiba rumput rumput di bahu jalan sudah mulai bersih, ranting ranting pohon telah terpangkas rapi. Hampir semua tiang listrik dicat ulang. Pokoknya semua kerja keras membersihkan kota. Saya mengarahkan mobil saya ke warung kopi favorit di kota ini, saya dapat pesan singkat dari teman, kalau dia bersama teman lainnya sudah duluan nongkrong warkop itu. Saya sangat kaget, tiba tiba mobil saya seperti menabrak sesuatu. Braaak braaakk braaakk. Bunyi seperti kaleng yang di gilas mobil. Saya sangat cemas....lalu saya buka pintu dan turun memeriksa ada apa gerangan yang berada di mobil. Ternyata sepasang kaleng bekas cat yang ukuran 20 liter telah penyot dan berada di bawah ban mobil. Masih terjelas tulisan SAMPAH BASAH dan SAMPAH KERING pada masing masing sisi luar kaleng tersebut. Kuangkat kaleng tersebut, bentuknya sudah tidak karuan dan syukurlah bagian depan mobil tidak ada masalah serius. Teman teman yang sudah ada dari tadi, kelihatan agak geli dan senyum senyum melihat kejadian tadi. Saya bergabung dengan mereka, dengan nada bercanda saya bertanda kepada pemilik warung, " Sejak kapan ada kaleng tempat sampah di depan?". Dia bilang sejak dua hari yang lalu dan di perintahkan semua membuat tong sampah yang seragam. Menyambut Piala Kalpataru,". Kata itu sebagai komentar penutupnya. Pemilik warung sepertinya tidak akan mempersoalkan kerusakan tong sampahnya. Saya langsung ambil posisi duduk menghadap ke luar. Di depan warung, di seberang jalan, ternyata terpampang spanduk yang bertuliskan KEBERSIHAN SEBAGIAN DARI IMAN, JAGALAH KEBERSIHAN LINGKUNGAN ANDA. Pantas, seisi kota lebih bersih dari biasanya. Pelayan warung membawakan secangkir kopi pesanan saya. Dengan akrab dia berkata," Siang malam semua membersihkan lingkungan rumah, pejabat camat selalu mengontrol dan mengawasi semua rumah dan toko". Saya sudah mengerti bahwa akhir akhir ini, semua orang TERPAKSA BERIMAN lagi, BERIMAN 3 tahun sekali (maksudnya membersihkan lingkungan rumah) karena daerah ini akan ikut memperebutkan piala adipura. Pekarangan di hiasi, tong sampah menjadi kewajiban (di cat pula). Saya tahu bahwa semua hanya untuk meraih adipura, sehingga semua berusaha supaya di nilai SEAKAN AKAN selalu bersih. PURA PURA punya tempat sampah. Yah...sandiwara 3 tahunan. Sudah pasti setelah penilaian berlalu, semua membuang sampah sembarangan lagi, kebersihan pekarangan bukan lagi kewajiban masyarakat. Payah....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BERGEGASLAH NAK

bergegaslah bocahku kesenangan tak perlu dikuasai kesusahan yang perlu dipelajari satu per satu beban akan kalian terima di seberang san...